Minggu, 26 Mei 2013


Kisah Cerita, Cinta dan Takdir 





Setiap orang memiliki kisahnya masing-masing, apalagi dalam hal yang namnya cinta. Cinta merupakan satu kata yang terdiri dari 5 huruf keramat, penuh misteri, nggak pernah terduga duga, dan tak pernah lepas dari yang namanya kesedihan maupun kebahagiaan. Terkadang kita merasa hidup itu tak pernah adil, apa yang kita inginkan nggak pernah kita dapatkan, dan apa yang kita dapatkan tak pernah sesuai dengan keinginan kita. Pikiran kita dipenuhi dengan suatu pertanyaan, “ kenapa hidup itu terlalu kejam?”. 

Suatu ketika hadirlah sesorang yang benar-benar sesuai keinginan kita, klop di hati kita, dan ternyata dia pun juga suka dengan kita, tapi apadaya bukan takdirnya untuk bersatu, kita boleh berusaha, bersabar dan terus berdoa, tapi kita harus pasrah dengan ketentuan yang ada. Memang menyakitkan, dikala kita sudah bahagia seakan-akan hidup ini sangatlah cerah tapi semua itu sirnah di terpa badai dengan sebuah kenyataan yang kita sendiri juga nggak pernah percaya sebelumnya. Kisah cinta seseorang sangatlah penuh misteri, dikala kita dihadapkan oleh dua pilihan antara Bertahan atau Menyerah seakan-akan kita berada di sudut ujung goa yang tidak tau harus memilih yang mana. Yang namanya kisah cinta itu dapat menguras energy fisik dan psikis kita. Nggak sedikit orang yang jatuh sakit karena urusan cinta, dan nggak sedikit pula orang yang menjadi depresi karena masalah cinta. Itulah cinta bisa membuat orang berbunga-bunga dan bisa membuat orang seperti hilang jati dirinya. 

Persaan yang saat ini ada di diri ini adalah, perih. Bagaimana tidak, diri ini bingung karena dihadapkan oleh dua pilihan. Yang namanya jatuh memang menyakitkan, apalagi yang namanya jatuh cinta Covernya saja yang indah tapi di dalamnya, yang namanya perjalanan kisahnya pasti tidak lepas yang dari namanya kesedihan. Di dalam pikiran ini banyak sekali tentang pertanyaan yang ingin ditanyakan kepadanya, apakah benar ini bukan dirinya lalu siapa dia yang sebenarnya. 

Sebuah penyesalan selalu hadir dibelakang, diri ini berusaha untuk tak menyesal karena telah mengenalnya, karena yang namanya seorang manusia tidaklah sempurna, diri inipun tidak sempurna.

Menikmati alur cerita, menikmati jalan arah nya yang entah kapan sampai di ujungnya. Semoga apa yang kita dapatkan itulah yang terbaik untuk diri kita. Terimakasih cinta, semoga semuanya kan indah seperti nama mu “CINTA”.

Jumat, 17 Mei 2013

Cinta dan Perkawinan



Perkawinan adalah kata benda turunan dari kata kerja dasar kawin kata itu berasal dari kata jawa kuno ka-awin atau ka-ahwin yang berarti dibawa, dipikul, dan diboyong  kata ini adalah bentuk pasif dari kata jawa kuno awin atau ahwin selanjutnya kata itu berasal dari kata vini dalam Bahasa Sanskerta.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.

Menjelaskan bagaimana memilih pasangan

Memilih pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan istikharoh bagi yang muslim perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh Tuhan.
Pertama Tuhan adalah penguasa dan pemilik serta penentu jodoh kita. Hanya dia yang bisa menjadi pemilih yang sempurna dan paling tahu tentang calon pasangan kita. Maka kedua adalah orang-orang yang dekat dengan tuhan yang bisa menentukan pasangan yang baik untuk dipilih. Ketiga dimiliki oleh orang tua kita karena faktor kasih sayang dan kesungguhannya kepada kita sehingga sangat serius untuk memilihkan kita. Beranikah kita menyerahkan pilihan kita kepada orang yang lebih tahu luar dan dalam serta pengalaman hidup yang cukup berusaha menjadikan kita pantas mendapatkan pasangan yang memang cocok dengan pengertian orang baik akan bertemu orang baik itu cocok dan yang jelek hatinya akan bertemu dengan yang jelek juga. Serahkan kepada Tuhan dan berusaha taat dan memantaskan diri sendiri. Menjadi orang yang dekat kepada Tuhan akan menjadikan diri kita beruntung.

Menjelaskan seluk beluk hubungan dalam perkawinan

Dalam hidup ini tanpa kita sadari apa itu cinta. Hanya dengan lima huruf ini kita tidak mengerti apa saja problema-problema, definsi-definsi, dan permasalahannya. Banyak di antara kita bercerita tentang cinta dan banyak diantara kita jatuh cinta, tapi kita tidak tahu apa itu CINTA. Jatuh cinta itu adalah alami serta masa pacaran itu masa yang indah dan kadang kenyataannya tidak seindah dengan harapan. Sering muncul salah paham, cemburu, konflik, dan putus di tengah jalan. Belum lagi terjadinya kekerasan indikasi dan tekan unsur seks telah masuk jauh kedalamnya. Pengalaman kegagalan dalam cinta bisa menimbulkan kekecewaan, Jarang meminta pendapat kepada orang tua dan yang lebih mengerti akan permasalahan yang sedang kita hadapi.

Menjelaskan Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan

Definisi Penyesuaian Diri
Dalam istilah psikologi, penyesuaian disebut dengan istilah adjusment. Adjustment merupakan suatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial (Chaplin, 2000: 11). Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. 

Schneiders (1964: 51) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai berikut:

“A process, involving both mental and behavioral responses, by which an individual strives to cope successfully with inner, needs, tensions, frustration, and conflicts, and to effect a degree of harmony between these inner demands and those imposed on him by objective world
in which the lives”.

Penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih  sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Schneiders (1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment person) adalah mereka dengan segala keterbatasannya, kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit melakukan kesalahan. Matang artinya bahwa individu tersebut dapat memulai dengan melihat dan menilai situasi dengan kritis sebelum bereaksi. Bermanfaat artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut bertujuan untuk kemanusiaan, berguna dalam lingkungan sosial, dan yang berhubungan dengan Tuhan. Selanjutnya, memuaskan artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat menimbulkan perasaan puas pada dirinya dan membawa dampak yang baik pada dirinya dalam bereaksi selanjutnya.

Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain lain. (Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, 1998 : 44)

Pengertian pertumbuhan personal
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
 
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexions.

Menjelaskan perceraian dan pernikahan kembali

Pengertian Perceraian adalah cerai hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran masing-masing. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku (Erna, 1999­). Perceraian merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya sebagai suami istri. Perceraian bagi anak adalah “tanda kematian” keutuhan keluarganya, rasanya separuh “diri” anak telah hilang, hidup tak akan sama lagi setelah orang tua mereka bercerai dan mereka harus menerima kesedihan dan perasaan kehilangan yang mendalam. Contohnya, anak harus memendam rasa rindu yang mendalam terhadap ayah/ibunya yang tiba-tiba tidak tinggal bersamanya lagi.

Pernikahan kembali maksudnya adalah suami istri yang sudah bercerai atau bepisah, kembali bersatu lagi atau istilahnya disebut Rujuk.

Menjelaskan alternative selain pernikahan  > Membujang (Single life)                                 
Tak sedikit orang yang masih single walaupun umurnya sudah tergolong matang. Orang-orang yang memilih untuk single biasanya karena orang teresebut sibuk dengan karirnya, sehingga dia tidak terlalu memikirkan soal jodohnya. Dan ada juga orang yang memilih single karena masih sakit hati dengan mantan pacarnya, entah itu karena di tinggal nikah ataupun di selingkuhin. 

REFRENSI
http://ratihfirmansyah.blogspot.com/2013/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan.html

Hubungan Interpersonal





Ada beberapa teori hubungan interpersonal. Berdasarkan teori dari Coleman dan Hammen, Jalaluddin Rakhmat (1998) dalam Suranto (2011) ada tiga buah teori atau model hubungan interpersonal, yaitu: teori pertukaran sosial, teori peranan dan teori penetrasi sosial. 

Menjelaskan model pertukaran social dan analisis transaksional

Analisis Transaksional

Pengertian analisis transaksional
  • Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antar pribadi juga dikenal transaksi yang dipertukarkan adalah pesan-pesan, baik verbal maupun non verbal.
  • Analisis transaksional adalah suatu model analisis komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya menurut posisi psikologi yang berbeda (Eric Berne’s, Stuart Sundeen, 1995).
Pengertian teori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
  • Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu.
  • Jenis hubungan yang dilakukan.
  • Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Menjelaskan pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
Pembentukan kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam memulai hubungan.

Adapun tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :
1.      Pembentukan.

Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a)     Informasi demografis.
b)     Sikap dan pendapat (tentang orang atau objek).
c)     Rencana yang akan datang.
d)     Kepribadian.
e)     Perilaku pada masa lalu.
f)     Orang lain serta,
g)     Hobi dan minat.

2.      Peneguhan Hubungan.

Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a)      Keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator).
b)     Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
c)      Respon yang tepat (feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d)     Nada emosional yang tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).

Menjelaskan model peran, konflik dan adequancy peran serta autentisitas dalam hubungan peran

Menurut Rakhmat (2012), teori peranan memandang hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan ”skenario” yang di buat oleh masyarakat. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila kita melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan status yang kita miliki dalam masyarakat, maka kita telah menjalankan sebuah peranan dengan baik.
Asumsi teori peranan mengatakan bahwa hubungan interpersonal akan berjalan harmonis mencapai kadar hubungan yang baik yang ditandai adanya kebersamaan, apabila setiap invidu bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan, tuntutan peranan, dan terhindar dari konflik peranan. Ekspekstasi peranan atau peranan yang diharapkan, artinya hubungan interpersonal berjalan baik apabila masing-masing individu dapat memainkan peranan sebagaimana yang diharapkan.
Konflik peranan terjadi ketika individu tidak sangggup mempertemukan berbagai tututan peranan yang kontradiktif. Misalnya, seorang ibu yang berperan pula sebagai seorang pengemudi bentor di waktu yang bersamaan ia harus memilih  mengantar mana yang terlebih dahulu, apakah tetangganya yang minta tolong untuk diantarkan ke rumah sakit atau harus mengemudikan bentor demi mendapat uang harian untuk keluarganya. 

Menjelaskan intimasi dan hubungan pribadi

Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester dalam untuk mejalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy). Cinta interpersonal membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship). Proses pendekatan itu proses dimana kebersamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta. Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi, maka sebuah hubungan akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate Love).

Menjelaskan intimasi dan pertumbuhan
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal ruang baik berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain. Kejujuran, Factor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya. Sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Teori-teori tentang efek komunikasi yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory, teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.

REFRENSI