Senin, 30 Juni 2014

Sebutkan tokoh dari terapi dibawah ini & jelaskan teknik-teknik terapinya


1.  Terapi Psikoanalisa (Sigmund Freud)

Teknik-teknik Terapi
·         Free Association
Sebuah teknik sederhana terapi psikodinamik adalah asosiasi bebas di mana pembicaraan pasien dari apa pun yang datang ke dalam pikiran mereka. Teknik ini melibatkan seorang terapis membaca daftar kata ( misalnya ibu , anak dll ) dan pasien segera merespon dengan kata pertama yang datang ke pikiran. Diharapkan bahwa fragmen kenangan direpresi akan muncul dalam proses asosiasi bebas. Freud melaporkan bahwa pasien bergaul bebasnya kadang-kadang mengalami seperti memori emosional yang intens dan jelas bahwa mereka hampir mengenang pengalaman. Ini seperti sebuah “kilas balik” dari perang atau pengalaman perkosaan. Memori stres seperti, begitu nyata rasanya seperti itu terjadi lagi, disebut abreaksi. Jika seperti memori mengganggu terjadi pada terapi atau dengan seorang teman yang mendukung dan salah satu merasa lebih baik - lega atau dibersihkan - kemudian, itu akan disebut katarsis.
·         Analisis Tranference
Fenomena Transference merupakan perasaan (positif dan negatif) yang dikembangkan pasien untuk dokter kapasitas untukinsight. Psikoterapi singkat dan suportif digunakan untuk semua kelainan psikiatri ringan.
·         Analisis Resisten
Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.
·         Analisis Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan

2.  Terapi Humanistik Eksistensial (Abraham Maslow, Carl Rogers)
Teknik-teknik terapi Humanistik Eksistensial
Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
1.     Penerimaan
2.    Rasa hormat
3.    Memahami
4.    Menentramkan
5.    Memberi dorongan
6.    Pertanyaan terbatas
7.    Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8.    Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan klien
9.    Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.

3.  Terapi Centered Therapy (Rogers)

Teknik-teknik Terapi

Rogers menjadi pelopor riset ilmiah dalam konseling dan psikoterapi. Pendekatan yang dipakainya antara lain content analysis, rating scale, dan Q-techniques. Analisis isi (content analysis) adalah prosedur menganalisis verbalisasi klien (merekam, mengklasifikasi, menghitung pernyataan klien) untuk menguji berbagai hipotesis atau proposisi tentang hakekat kepribadian,atau meneliti perubahan konsep diri yang terjadi dalam terapi. Skala rating (rating scale) dipakai untuk meneliti kualitas hubungan terapi. Rating dilakukan oleh klien secara bebas menurut apayang dirasakannya. Q-tecniques adalah model asesmen untuk meneliti pandangan orang tentangdirinya sendiri. Q-sort atau Q-tecniques adalah self rating, sehingga mungkin sekali timbul defensiveness usaha tampil yang dapat diterima, yang baik, dimata dirinya sendiri dan orang lain.

4.  Logo Terapi (Victor Frank)
Teknik-teknik Terapi Logoterapi
*Intensi Paradoksikal. Teknik intensi paradoksikal merupakan teknik yang dikembangkan Frankl berdasarkan kasus kecemasan antispatori.
*Derefleksi. Derefleksi merupakan teknik yang mencoba untuk mengalihkan perhatian berlebihan ini pada suatu hal di luar individu yang lebih positif. 
*Bimbingan Rohani. Bimbingan rohani adalah metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. 

5.  Analisis Transaksional (BEING)
 Teknik Terapi Analisis Transaksional
1.     Analisis struktural, para klien akan belajar bagaimana mengenali ketiga perwakilan ego-nya, ini dapat membantu klien untuk mengubah pola-pola yang dirasakan dapat menghambat dan membantu klien untuk menemukan perwakilan ego yang dianggap sebagai landasan tingkah lakunya, sehingga dapat melihat pilihan-pilihan.
2.    Metode-metode didaktik, AT menekankan pada domain kognitif, prosedur belajar-mengajar menjadi prosedur dasar dalam terapi ini.
3.    Analisis transaksional, adalah penjabaran dari yang dilakukan orang-orang terhadap satu sama lain, sesuatu yang terjadi diantara orang-orang melibatkan suatu transaksi diantara perwakilan ego mereka, dimana saat pesan disampaikan diharapkan ada respon. Ada tiga tipe transaksi yaitu; komplementer, menyilang, dan terselubung.

6.  Rational Emotive Therapy (ELLIS)
Teknik Terapi Rational Emotive Therapy
1.     Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
a.    Assertive adaptive
b.     Bermain peran
c.     Imitasi
2.    Teknik-teknik Behavioristik
a.    Reinforcement
b.     Social modeling
3.    Teknik-teknik Kognitif
a.    Home work assigments
b.    Latihan assertive

7.  Terapi Perilaku (Gerald Corey)
Teknik Terapi
1.     Desensitisasi sistematik dipandang sebagai proses deconditioning atau counterconditioning.
2.    Flooding adalah prosedur terapi perilaku di mana orang yang ketakutan memaparkan dirinya sendiri dengan apa yang membuatnya takut, secara nyata atau khayal, untuk periode waktu yang cukup panjang tanpa kesempatan meloloskan diri.
3.    Penguatan sistematis (systematic reinforcement) didasarkan atas prinsip operan, yang disertai pemadaman respons yang tidak diharapkan.
4.    Pemodelan (modeling) yaitu mencontohkan dengan menggunakan belajar observasionnal. Cara ini sangat efektif untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan, karena memberikan kesempatan kepada klien untuk mengamati orang lain mengalami situasi penimbul kecemasan tanpa menjadi terluka.
5.    Regulasi diri melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri, pengendalian atas kondisi stimulus, dan mengembangkan respons bertentangan untuk mengubah perilaku maladaptif.

8.  Terapi Kelompok

9.  Terapi Keluarga
Teknik Terapis
1.      Network therapy
Secara  logika,  terapi  keluarga  adalah  perluasan  dari  simultan  dengan semua  yang  tersedia  dari  system kekeluargaan,  teman,  dan  tetangga serta  siapa  saja  yang  berkepentingan  untuk  memupuk  rasa kekeluargaan   ( Speck and Attneave, 1971).
2.  Multiple-impact therapy
Multiple-impact  therapy  biasanya  dapat  membantu  remaja pada  saat  mengalami  krisis  situasi  ( MacGregor et al.,1964 ).  Tujuan dari terapi adalah untuk reorganisasi sistem keluarga sehingga dapat terhindar dari malfungsi. Diharapkan sistem keluarga menjadi lebih terbuka dan adaptif, untuk itu terus dilakukan followup.
3.  Multiple- family and multiple- couple group therapy
Masa  kegiatan  kelompok  keluarga  selanjutnya  menimbulkan  suatu  keadaan yang  biasa  untuk  membantu masalah  emosional.
10.            Terapi Bermain
Teknik Terapis
1. Nilai Terapiutik dari Permainan
Saat anak mengeluarkan perasaannya melalui permaianan, maka mereka membawa perasaan tersebut ke dalam tingkat kesadaran, sehingga akhirnya mereka akan terbuka, menerima dan belajar mengendalikan atau menolaknya.
2. Kepada Siapa Terapi Bermain Diberikan
Terapi bermain dapat dipakai baik sebagai asesmen maupun sebagai terapi. Sebagai sebuah terapi, terapi bermain dapat diberikan kepada anak yang :
·         Mempunyai pengalaman diperlakukan dengan kejam dan diabaikan.
·         Gangguan emosi dan skizofren.
·         Takut dan cemas.
·         Mengalami masalah penyesuaian social.
·         Kesulitan bicara.
·         Mengalami gangguan visual spatial.
·         Anak penyandang autism.
3. Prosedur dalam Terapi Bermain.
Fase Persiapan :
Sebelum memasuki fase terapi bermain anak harus disiapkan sehingga mereka tahu apa yang akan dihadapi dan akan dilakukannya. Guru bercerita bahwa nanti ada banyak permainan dan kamu pasti akan senang serta menjelaskan bahwa proses ini akan membantu anak menemukan hal yang lebih baik.
4. Hal Penting Sesudah Terapi Bermain.
Jika Terapi bermain selesai, sebaiknya anak tersebut dibiarkan dulu, jangan ditanya tentang apa yang terjadi dan bagaimana perasaannya selama bermain. Akan tetapi hal tersebut diperbolehkan jika anak yang lebih dulu memulai pembicaraan tentang yang terjadi. Nah, baru anak tersebut setelah sampai di rumah disuruh menggambar atau melukis.


C. Terapi Bermain


1. Konsep Dasar
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Nursalam, 2005).

2. Unsur Terapi
·         Melepas ketegangan-ketegangan yang menghimpit hatinya
·         Melatih keterampilan melalui panca inderanya atau sensomotorik
·         Dilakukan dengan gembira, bahagia dengan fantasinya dapat berkembang
·         Kebebasan memilih dan menentukan alat bermainnya
·         Membantu melancarkan dan mengembangkan fungsi faal tubuhnya (fisiologi) Misal : pernafasan, peredaran darah dan pencernaan makanan (psikomotorik).
·         Mampu mengembangkan kemampuan diri anak semaksima mungkin sesuai dengan prestasi dirinya.

3. Teknik Terapi
1. Nilai Terapiutik dari Permainan
Saat anak mengeluarkan perasaannya melalui permaianan, maka mereka membawa perasaan tersebut ke dalam tingkat kesadaran, sehingga akhirnya mereka akan terbuka, menerima dan belajar mengendalikan atau menolaknya.
2. Kepada Siapa Terapi Bermain Diberikan
Terapi bermain dapat dipakai baik sebagai asesmen maupun sebagai terapi. Sebagai sebuah terapi, terapi bermain dapat diberikan kepada anak yang :
·         Mempunyai pengalaman diperlakukan dengan kejam dan diabaikan.
·         Gangguan emosi dan skizofren.
·         Takut dan cemas.
·         Mengalami masalah penyesuaian social.
·         Kesulitan bicara.
·         Mengalami gangguan visual spatial.
·         Anak penyandang autism.
3. Prosedur dalam Terapi Bermain.
Fase Persiapan :
Sebelum memasuki fase terapi bermain anak harus disiapkan sehingga mereka tahu apa yang akan dihadapi dan akan dilakukannya. Guru bercerita bahwa nanti ada banyak permainan dan kamu pasti akan senang serta menjelaskan bahwa proses ini akan membantu anak menemukan hal yang lebih baik.
4. Hal Penting Sesudah Terapi Bermain.
Jika Terapi bermain selesai, sebaiknya anak tersebut dibiarkan dulu, jangan ditanya tentang apa yang terjadi dan bagaimana perasaannya selama bermain. Akan tetapi hal tersebut diperbolehkan jika anak yang lebih dulu memulai pembicaraan tentang yang terjadi. Nah, baru anak tersebut setelah sampai di rumah disuruh menggambar atau melukis.


SUMBER

B. Terapi Keluarga



Terapi keluarga atau disebut juga sebagai terapi keluarga dan pasangan dan terapi sistem keluarga adalah cabang dari psikoterapi yang bekerja dengan keluarga dan pasangan dalam hubungan intim untuk memelihara perubahan dan perkembangan. Ini cenderung untuk melihat perubahan dalam hal sistem interaksi antar anggota keluarga. Ini menekankan hubungan keluarga sebagai faktor penting dalam kesehatan psikologis.

1. Konsep dasar pandangan terapi keluarga tentang kepribadian
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekwensi dan konteks social. 
Konsep mengenai terapi dan patologi keluarga, yaitu :
·         The double bind (ikatan ganda)
Dalam terapi keluarga, munculnya gangguan terjadi saat salah satu anggota membaik tetapi anggota keluarga lain menghalang-halangi agar keadaan tetap stabil.
·         family homeostasis (kestabikan keluarga)
Bagaimana keluarga menjaga kestabilannya ketika terancam.

2. Unsur-unsur terapi munculnya gangguan, tujuan terapi, peran terapis
Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :
1.      Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga
2.      ketidak harmonisan seksual atau perkawinan
3.      konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan
Tujuan  adalah menemukan bahwa masalah yang ada berhubungan dengan keluarganya, kemudian dengan jalan apa dan bagaimana anggota keluarga tersebut ikut berpartisipasi.
Peran terapis berusaha menemukan problem utama dari masalah klien dalam konteks keluarga, bukan sebagai masalah individual. Tujuannya adalah untuk mengurangi sikap menyalahkan yang mengarah pada satu orang. 

 3. Teknik-teknik terapis
1.      Network therapy
Secara  logika,  terapi  keluarga  adalah  perluasan  dari  simultan  dengan semua  yang  tersedia  dari  system kekeluargaan,  teman,  dan  tetangga serta  siapa  saja  yang  berkepentingan  untuk  memupuk  rasa kekeluargaan   ( Speck and Attneave, 1971).
2.  Multiple-impact therapy
Multiple-impact  therapy  biasanya  dapat  membantu  remaja pada  saat  mengalami  krisis  situasi  ( MacGregor et al.,1964 ).  Tujuan dari terapi adalah untuk reorganisasi sistem keluarga sehingga dapat terhindar dari malfungsi. Diharapkan sistem keluarga menjadi lebih terbuka dan adaptif, untuk itu terus dilakukan followup.
3.  Multiple- family and multiple- couple group therapy
Masa  kegiatan  kelompok  keluarga  selanjutnya  menimbulkan  suatu  keadaan yang  biasa  untuk  membantu masalah  emosional.

SUMBER