Cara
Meningkatkan Kontrol Diri
Dalam perkembangan
kontrol-diri, beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol-diri
sudah mencapai akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa kontrol-diri
yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol-diri yang rendah pula
pada masa dewasa. Seperti yang dilaporkan oleh Fujita
dkk,
kontrol-diri dapat
ditingkatkan melalui beberapa cara berfikir yang saling berhubungan :
1. Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuanakhir.
2. Abstrac listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik.
3. High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar.
1. Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuanakhir.
2. Abstrac listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik.
3. High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar.
Mengepalkan Tangan Bisa Meningkatkan Kontrol Diri
Berdasarkan penelitian, mengepalkan tangan
selama beberapa saat bisa meningkatkan kontrol diri dan tekad anda saat
mengalami masa tidak menyenangkan. Orang yang menghadapi tugas tidak
menyenangkan mulai dari minum obat sampai mengatasi kabar buruk bisa mengurangi
masa-masa menyakitkan ini dengan menegangkan otot mereka.
Penemuan itu
berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Journal of Consumer Research
Penelitian dilakukan oleh Iris Huang dari National University of Singapore dan
Aparna Labroo dari University of Chicago. Mereka menempatkan sekumpulan relawan
melalui serangkaian dilema yang melibatkan penerimaan rasa sakit jangka panjang
selama pencapaian jangka panjang. Aktivitas itu termasuk meletakkan tangan
dalam air dingin, minum cuka encer, menonton amal dan pantang makanan tidak
sehat.
Cara Menetapkan Satu Tujuan
Kita semua memiliki
hal-hal yang ingin kita capai dalam hidup dan, untuk sebagian besar, kami
melakukan yang terbaik untuk mencapai Tujuan
tersebut. Kadang-kadang, bagaimanapun, kami berhasil menetapkan tujuan yang
tidak efektif atau dicapai dan ini dapat menyebabkan kita banyak perselisihan.
1.
Pastikan bahwa itu yang benar-benar kamu inginkan. Saat menentukan
Tujuan, pastikan bahwa itu sesuai dengan nilai-nilai hidup kamu. Yakinkan bahwa
itu benar-benar berasal dari dalam diri kamu, bukan orang lain.
2.
Gunakan statement positif. Ekspresikan tujuan
kamu secara positif.
Contohnya : “saya
lulus kuliah tepat waktu (4 tahun)” daripada menggunakan “jangan sampai lulus
lebih dari 4 tahun”
3.
Gunakan kalimat bahwa kamu seakan-akan sudah mencapainya. Contohnya : “Awal
tahun 2015 saya sudah mempunyai 10 cabang Franchise di seluruh Indonesia”.
4.
Buat prioritas. Saat kamu menetapkan beberapa tujuan, beri skala
prioritas. Hal ini akan membantu kamu menentukan tujuan mana yang harus dicapai
lebih dahulu. Untuk lebih detail nanti akan kita bahas dalam posting yang lebih
mendalam
5.
Tulis tujuan kamu. Salah satu rahasia orang-orang sukses adalah
menulis setiap tujuan mereka. Saat kita mulai menuliskannya maka secara tidak
langsung hal ini akan membantu kita mewujudkannya. Menuliskan sesuatu akan
membantu mengklarifikasi pemikiran dan mengkristalkan gagasan kamu
6.
“lihatlah dari yang paling mungkin, mulailah dari yang
paling mudah dan LAKUKAN SEKARANG”. Yah, inilah saah satu kata ajaib yang saya
temukan saat mendirikan Senyum Community. Saat saya memulainya, saya mempunyai
tujuan besar, namun ternyata saya sadar untuk mendapatkan suatu yang besar kita
harus memulai mendapatkan yang lebih kecil dahulu.
7.
Tentukan tujuan berdasarkan proses, bukan hasil akhir. Berhati-hatilah dalam
menentukan tujuan. Ingat tidak semua yang kit inginkan dapat tercapai.
Kegagalan adalah hal yang lumrah. Saat kita hanya mengingkan hasil akhir maka
kita akan kurang menghargai dari proses yang telah kita lakukan. hal inilah
yang terkadang membuat sebagian orang stress maupun depresi. Hargai setiap
capaian yang telah kamu lakukan, karena saat kamu sudah memulai untuk
menetapkan tujuan sebenarnya kamu sudah merupakan bagian dari tujuan kamu
tersebut.
8.
Gunakan rumus SMART. Tentukan tujuan dengan Spesific (spesifik),
Measurable (dapat diukur), Attainable (dapat dicapai), Relevant (relevan), time
bound (dibatasi waktu). Contohnya : “saya sudah keliling 5 benua pada Desember
2020”. Lebih detil lagi lebih bagus, Jangan sampai Cuma : “Saya ingin keliling
dunia”
Cara Menyusun Konsekuensi
Yang Efektif
Semua berkonsekuensi.
Kalau tidak mau berkonsekuensi jangan mengambil tindakan apapun, tapi itupun
menimbulkan konsekuensi. Dunia ini selalu memberikan dua nilai atau batasan
yaitu baik-buruk atau 2 sisi yang berkonotasi ke arah positif atau negatif.
Begitu juga dengan konsekuensi. Parameter positif atau negatif tergantung
bagaimana memilihnya. Reinhold Niebuhr mengatakan “All human
sin seems so much worse in its consequences than in its intentions“.
Keberanianlah yang menyempitkan jarak ketakutan akibat dari konsekuensi.
Mempersiapkan, itu
sebuah tindakan karena tahu dengan konsekuensi. Mengabaikan berarti memperbesar
konsekuensi. Hal ini berlaku terhadap hal yang baik maupun buruk, walaupun
konteksnya lebih ke arah yang buruk. Setiap sisi, elemen obyek dan yang terkait harus benar-benar dipahami kalau perlu sampai hal
yang paling detail sehingga terakomodir semua. Langkah tadi akan menghasilkan
sebuah desain yang jelas sehingga segala dampak dari konsekuensi
terinventarisasi dengan baik dan berujung pada proses minimalisasi kegagalan.
Tapi tidak jarang hal ini diabaikan dengan menganggap sebagai bentuk kegiatan
yang bertele-tele. Mereka sebenarnya sangat tahu tapi selalu menghibur diri dan
menguatkan diri dengan kalimat “ah
lihat aja nanti yang penting lakuin dulu….“. Begitu sederhana.
Hanya orang-orang yang bermental tebal atau masuk kategori nekad yang bisa
menganggap enteng sebuah konsekuensi dari sebuah tindakan (berat). Nekad itu
kadang bisa menguatkan dari rasa ketidakpercayaan diri, dan tidak jarang
membuahkan hasil sesuai dengan rencana, tapi itu mungkin masuk kategori nekad
cermat.
Menerapkan
Rencana Intervensi
Adapun rencana intervensi yang dibuat praktikan
untuk menangani masalah klien “MG” adalah sebagai berikut:
1.
Social Case Work Method
Metode Bimbingan Sosial Individu menekankan pada
pertolongan secara khusus terhadap individu yang mengalami masalah tersebut.
2.
Social Group Work Method
Metode Bimbingan Sosial Kelompok menekankan bahwa
pertolongan dapat dilakukan dengan melakukan
modifikasi peran kelompok untuk dapat saling membantu menghadapi masalahnya.
3. Motivation Training
Training motivasi akan dibawakan oleh trainer profesional dengan materi seputar merancang masa depan.
Apa
Saja Yang Dilakukan Dalam P roses Evaluasi
Evaluasi adalah proses
penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan
digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.
Dalam mengadakan
sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan
evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan
evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan
evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang
ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam
mengadakan sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut perlu diadakan
dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada,
meningkatkan efisiensi iklan secara general,
dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan
kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian,
ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan,
dan banyak membuang waktu.
Secara garis besar,
proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest). Pretest
merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan,
posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya
tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya.
Evaluasi dapat
dilakukan di dalam atau diluar ruangan. Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan
pada umumnya menggunakan metode penelitian
laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini
kurang dapat diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan
menggunakan metode penelitian lapangan dimana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar. Realisme dari metode ini lebih
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai
evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui
yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan,
memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk
mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan
menyampaikan hasil penelitian.
REFRENSI
http://antokoe.com/antokoe-tentang-konsekuensi