Pekerjaan dalam arti luas
adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia.
Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja
yang menghasilkan uang
bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap
sinonim dengan profesi.
Nilai pekerjaan adalah nilai dari apa yang kita kerjakan, sangat
bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun
pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah
bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses
menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil
dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
Pekerjaan
yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama disebut sebagai karier.Seseorang
mungkin bekerja pada beberapa perusahaan selama kariernya tapi tetap dengan
pekerjaan yang sama. Lowongan
pekerjaan yang paling banyak diinginkan orang Indonesia rata-rata
adalah PNS, dan pegawai BUMN. Anggapan mereka mungkin karena jadi pegawai
negeri atau pegawai BUMN gajinya stabil dan terjamin.
Mencari uang:
Hal ini adalah hal yang
paling dasar yang mendorong seseorang untuk bekerja. Untuk
mencari nafkah (uang), untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga. Hal ini juga
yang biasa digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih suatu pekerjaan.
Semakin
besar gaji (uang) yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut, maka semakin
menarik
perkerjaan itu. Banyak orang yang berpindah-pindah kerja untuk mencari gaji
yang
lebih tinggi.
Mencari pengembangan diri:
Mencari pengembangan diri:
Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih baik.
Orang bekerja karena mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri mereka.
Mereka akan mencari pekerjaan dimana mereka dapat mengembangkan diri
mereka disana.
Mencari teman/sarana bersosialisasi:
Manusia adalah makhluk sosial yang perlu untuk bersosialisasi.
Maka manusia perlu bekerja untuk menambah teman dan relasi mereka. Sebagai
media dan tempat mereka untuk bersosialisasi.
Mencari kebanggaan/kehormatan diri:
Mencari kebanggaan/kehormatan diri:
Hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja adalah kebanggaan
dan kehormatan diri. Orang yang mencukupi kebutuhan dirinya dengan bekerja
lebih terhormat dibandingkan orang yang tergantung pada orang lain.
Secara umum berbagai teori, metode dan pendekatan
Psikologi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang dalam perusahaan. Salah
satu hasil riset yang dilakukan terhadap para manager HRD menunjukkan bahwa
lebih dari 50% responden menyebutkan Psikologi Industri dan Organisasi
memberikan peran penting pada area-area seperti pengembangan manajemen SDM
(rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan), motivasi
kerja, moral dan kepuasan kerja. 30% lagi memandang hubungan industrial sebagai
area kontribusi dan yang lainnya menyebutkan peran penting PIO pada disain
struktur organisasi dan desain pekerjaan.
Dalam kenyataan sehari-hari banyak faktor-faktor
psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja. Faktor-faktor tersebut
seringkali tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan-pendekatan lain di luar
psikologi. Contoh: dalam suatu team yang terdiri dari para pakar yang sangat
genius seringkali justru tidak menghasilkan performance yang baik
dibandingkan dengan sebuah team yang terdiri dari orang-orang yang berkategori
biasa-biasa saja.
Fase-Fase Dalam Memilih Pekerjaan
Tahap
pertama adalah pada umur 15 - 22 tahun: Pada tahap ini, seseorang umumnya
memilih jurusan, yang menurutnya baik dan ia suka. Apakah seseorang memilih
jurusan tertentu oleh karena masalah imej jurusan tersebut- ini adalah salah
satu faktor. Bisa juga ia memilih jurusan tertentu karena rekomendasi orang tua
dan sisi ekonomi atau peluang kerja. Beragam alasan orang memilih jurusan
tertentu di sekolah atau kampus.
Tahap
kedua adalah pada umur 22 - 30 tahun: Pada fase ini, orang memilih karir
sesuai dengan jurusan yang ia pelajari di kampus. Ia tertarik dengan pekerjaan
barunya dan mulai menekuni apa yang ia pilih. Ini biasanya bisa terjadi sampai
umur 30 tahun. Ada gairah terhadap pekerjaan apalagi kalau di perusahaan tempat
ia bekerja ada suasana kondusif ditambah dengan jenjang karier yang jelas.
Tahap
ketiga adalah pada umur 30 - 38 tahun: Bila seseorang menekuni pekerjaannya
pada fase kedua, kinerjanya akan semakin baik pada phase ini. Kinerjanya
umumnya di atas rata-rata. Gairah kerja semakin bertambah. Ia mungkin mencapai
posisi manager dalam sebuah perusahaan pada phase ini. Karir semakin mantap dan
bisa sampai menduduki posisi Vice President. Ini tergantung berapa bagus
kinerjanya dan berapa baik budaya korporasi di perusahaan.
Tahap
keempat adalah pada umur 38 - 45 tahun: Inilah tahapan atau fase yang tepat
untuk memikirkan ulang pekerjaan yang seharusnya ditekuni. Pada phase ini
biasanya orang mulai makin sadar akan pekerjaan yang seharusnya ia tekuni. Ini
adalah fase yang kritis karena pada phase ini akan muncul pertanyaan, "Mau
ke mana arah atau jalur karir yang akan ditempuh?" Pada fase ini
persaingan ke posisi yang lebih tinggi semakin ketat.
Tahap
kelima adalah pada umur 45 - 55 tahun: Bila seseorang lolos pada fase ke
empat, biasanya ia akan semakin mantap pada phase ini, khususnya mereka yang
memilih karir atau menemukan pekerjaan yang cocok dengan bakat dan talenta
pribadinya. Karirnya akan semakin bersinar. Ada kematangan baik dalam jiwa dan
dalam pekerjaan. Ia semakin mengerti tujuan perusahaan. Ia makin mengerti
relasi dari organisasi dengan masyarakat luas. Namun, pada fase ini juga orang
akan mulai mengalami kebosanan di pekerjaan kalau salah mengambil keputusan
pada tahap kelima.
Tahap
keenam adalah umur 55 - 62 tahun: Orang-orang yang sukses melewati tahap
ke empat dan kelima akan mengalami gairah kerja yang semakin bertambah pada
fase ini. Kreatifitas muncul; ide-ide baru utuk memperbaiki organisasi melintas
dalam pikiran. Vitalitas orang semakin bertambah dalam pekerjaan pada phase
ini. 'Self-actualization' semakin matang dan mulai mempersiapkan diri utuk
memasuki phase terakhir.
Tahap
ketujuh adalah 62 - 70 tahun: Pada fase ini orang mulai memikirkan
bagaimana meneruskan karir yang sudah dibangun atau perusahaan yang sudah
dirintis dan berjalan. Ia mulai memikirkan siapa yang akan menggantikannya di
kemudian hari. Bila Anda kebetulan pada fase ini, Anda sudah harus memikirkan
bagaimana agar apa yang sudah dimulai dan dikerjakan bisa diteruskan dalam
track yang benar oleh penerus Anda.
Hubungan antara Karakteristik Pribadi
dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
Kepribadian
Artistik
Karakter:
kreatif, imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka
bekerja tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan
design/warna/kata-kata. Orang artistik merupakan pemecah masalah yang sangat
hebat karena mereka menggabungkan pola pikir intuisi dan pendekatan rasional.
Pekerjaan yang cocok:
editor, grafik desainer, guru drama, arsitek, produser, ahli kecantikan, model,
pemain film, sutradara, interior desain.
Kepribadian
Konvensional
Karakter:
menyukai aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan
rincian data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati.
Pekerjaan yang cocok:
akuntan, petugas asuransi, penegak hukum, pengacara, penulis, penerjemah.
Kepribadian Aktif
Karakter:
gigih, berani, suka berkompetisi, penuh semangat, pekerja keras, ekstrovet,
enerjik, dan progresif.
Pekerjaan yang cocok:
wiraswasta, direktur program, manajer.
Kepribadian
Investigasi
Karakter:
analitis, intelektual, ilmiah, menyukai misteri, sangat memperhatikan detail,
lebih suka bekerja secara individu, menggunakan logika.
Pekerjaan yang cocok:
analisis sistem komputer, programmer, dosen, profesor, statistik, dokter.
Kepribadian
Realistis
Karakter:
realistis, praktis, simpel, bekerja di luar ruangan, berorientasi pada masalah
dan solusinya, suka bekerja dengan objek yang kongkrit, pekerjaan yang
menggunakan alat bantu atau mesin.
Pekerjaan yang cocok:
tukang listrik, dokter gigi, insinyur.
Kepribadian
Sosial
Karakter:
suka membantu orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim,
sabar, murah hati, memiliki empati, memusatkan diri dengan interaksi manusia,
suka berbicara.
Pekerjaan yang cocok:
psikolog, guru, mediator, perawat, entertainer, selebriti.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Lima
aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:
1. Pekerjaan
itu sendiri (Work It self), Setiap
pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya
masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa
keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan
atau mengurangi kepuasan kerja.
2. Atasan(Supervision),
atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan,
atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3. Teman
sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara
pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang
berbeda jenis pekerjaannya.
4. Promosi(Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan
ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5. Gaji/Upah(Pay),
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau
tidak.
Menggunakan waktu secara positif
Waktu adalah satu-satunya modal yang
dimiliki oleh manusia, dan ia tidak boleh sampai kehilangan waktu. – Thomas A.
Edison
Meluangkan
waktu itu ternyata penting dan banyak cara/kegiatan positif yang bisa dilakukan
untuk mengisi waktu luang. Siapa
yang tahu kalau suatu saat nanti, kegiatan yang dilakukan di waktu luang, bisa
menjadi penghasilan terbesar. Dan bagaimana kita bisa punya waktu luang di
sela-sela kesibukan dengan mengaturnya sebaik mungkin? Berikut ini tips dan
triknya:
1.
Jangan pernah terjebak dgn waktu. Bukan waktu yg mengatur kita, tapi kitalah
yang mengatur waktu:)
2.
Coba sesuatu yang baru yang tidak menyita waktu kerja. Misalnya dengan menulis
di smartphone yang kita miliki
3.
Tentukan prioritas. Dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana
yang kurang. Tanpa prioritas, waktu terbuang percuma.
4.
Buat yang super sibuk, buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu
bekerja, waktu untuk keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
5.
Pastikan dalam agenda, 50 persen waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan
positif atau produktif.
6.
Jangan melakukan pekerjaan/hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang
lebih dulu dilakukan. Yang ada keduanya berantakan!
7.
Jika tidak berhubungan dgn pekerjaan, jauhkan diri dari sosial media, hingga pekerjaan
tuntas diselesaikan
Kuncinya terletak bukan pada bagaimana
Anda menghabiskan waktu, namun dalam menginvestasikan waktu Anda. Melakukan dua
hal bersamaan sama artinya dengan tidak melakukan sesuatu. - Stephen R. Covey
REFRENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar