Pengertian Empowerment
Pemberdayaan berasal dari kata daya yang
mendapat awalan ber- yang menjadi kata berdaya artinya
memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan
artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment
dalam bahasa inggris. Sementara dalam sumber yang
sama, Carver dan Clatter Back (1995 : 12) mendevinisikan
pemberdayaan sebagai berikut upaya
member keberanian dan kesempatan pada individu untuk mengambil tanggung jawab
perorangan guna meningkatkan dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi. Pemberdayaan sebagai terjemahan dari
empowerment nenurut sarjana lain, pada
intinya diartikan sebagai berikut. membentu
klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan mementukan tindakan yanga
akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek
hambatan pribadi dan social dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui
peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia
miliki, antara lain transfer daya dari lingkungan.
Kunci
EfektivitasEmpowerment dalam Manajemen
Kunci suksesnya
adalah manajemen yang konsisten, kuat dan mempunyai komitmen yang tinggi.
Tahapan dalam pemberdayaan menurut Khan (1995) adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan pemahaman secara menyeluruh terhadap program empowerment yang diperoleh dari berbagai sumber literature maupun dari para ahli yang kompeten dalam bidang empowerment.
1. Mengembangkan pemahaman secara menyeluruh terhadap program empowerment yang diperoleh dari berbagai sumber literature maupun dari para ahli yang kompeten dalam bidang empowerment.
2. Membuat
daftar kegiatan / kesempatan yang dapat mendukung pemberdayaan.
3. Menyelesaikan
berbagai macam kegiatan yang mempunyai kesempatan yang lebih signifikan untuk sukses dan mempunyai resiko yanmg
minimal.
4. Memberi pengertian kepada karyawan agar memahami job expectations dan metrik.
4. Memberi pengertian kepada karyawan agar memahami job expectations dan metrik.
5. Menetapkan
prosedur follow – up untuk sharing kemajuan kepada setiap pekerja secara
individual dan kelompok.
6. Menciptakan,
menjaga dan meningkatkan saling percaya.
7. Menilai kemajuan yang diperoleh dari
program pemberdayaan.
Pengertian
Stress
Stres adalah suatu
kondisi anda yang dinamis saat seorang individu
dihadapkan pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu
itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban
rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan
kurang terkontrol secara sehat.
Sumber Stress
pada Manusia
o Faktor lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur
sebuah organisasi,
ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan
dan organisasi. Perubahan dalam
siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan
pekerjaan terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk.
o Faktor organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi
yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau
menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan
yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan
adalah beberapa di antaranya. Hal ini dapat mengelompokkan faktor-faktor ini
menjadi tuntutan tugas, peran, dan antarpribadi.
o Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja (Stressor) Karyawan
Stres kerja yang dialami seseorang
dipengaruhi oleh faktor penyebab stres baik yang berasal dari dalam pekerjaan
maupun dari luar pekerjaan. Faktor penyebab stres kerja yang dibahas dalam
penelitian ini hanya faktor organisasional, yakni faktor yang berasal dari
dalam pekerjaan yang mencakup tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan
antarpribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi, dan tahap hidup
organisasi.
o Faktor pribadi
Faktor-faktor pribadi terdiri dari
masalah keluarga,
masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian
dan karakter yang melekat dalam diri seseorang. Survei nasional secara
konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga
dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan
kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak
adalah beberapa contoh masalah hubungan yang menciptakan stres. Masalah ekonomi karena pola hidup yang
lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan
stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan.
Pendekatan terhadap
Stress pada Manusia
a. Pendekatan Individu
Pendekatan individu, yag merupakan strategi bagi individu itu
sendiri untukmengatasi stres dalam pekerjaannya.
b.
Pendekatan Perusahaan
Definisi
konflik
Konflik berasal dari kata
kerja Latin configere
yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak
pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang
dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Jenis-Jenis
Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik
dibedakan menjadi 6 macam :
1. Konflik antara
atau dalam peran sosial (intrapribadi),
misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran
(role)).
2. Konflik antara
kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
3. Konflik kelompok
terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
4. Konflik antar
satuan nasional (kampanye, perang saudara)
5. Konflik antar atau
tidak antar agama
6. Konflik antar
politik.
7. konflik individu
dengan kelompok.
Proses
Konflik
Menurut Robbins (1996)
proses konflik terdiri dari lima tahap, yaitu:
(1) oposisi atau ketidakcocokan
potensial
Oposisi atau ketidakcocokan potensial adalah adanya kondisi
yang mencipta-kan kesempatan untuk munculnya koinflik. Kondisi ini tidak perlu
langsung mengarah ke konflik, tetapi salah satu kondisi itu perlu jika konflik
itu harus muncul.
(2) kognisi dan
personalisasi
(3) maksud
(4) perilaku
(5) hasil.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar