Ada beberapa teori hubungan
interpersonal. Berdasarkan teori dari Coleman dan Hammen, Jalaluddin Rakhmat
(1998) dalam Suranto (2011) ada tiga buah teori atau model hubungan
interpersonal, yaitu: teori pertukaran sosial, teori peranan dan teori
penetrasi sosial.
Menjelaskan model pertukaran
social dan analisis transaksional
Analisis Transaksional
Pengertian
analisis transaksional
- Kata
transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antar pribadi
juga dikenal transaksi yang dipertukarkan adalah pesan-pesan,
baik verbal maupun non verbal.
- Analisis
transaksional adalah suatu model analisis komunikasi dimana seseorang
menempatkan dirinya menurut posisi psikologi yang berbeda (Eric
Berne’s, Stuart Sundeen, 1995).
Pengertian teori
pertukaran sosial
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial
yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran,
pengorbanan, dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Teori ini menjelaskan
bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai
dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
- Keseimbangan
antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari
hubungan itu.
- Jenis
hubungan yang dilakukan.
- Kesempatan
memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Menjelaskan
pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
Pembentukan
kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam memulai hubungan.
Adapun tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni
meliputi :
1. Pembentukan.
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase
pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak
untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa
ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap
perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) Informasi
demografis.
b) Sikap dan
pendapat (tentang orang atau objek).
c) Rencana yang
akan datang.
d) Kepribadian.
e) Perilaku pada
masa lalu.
f) Orang lain
serta,
g) Hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan.
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis,
tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal,
diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada
empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a)
Keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang antara komunikan dan komunikator).
b)
Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak
yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam
komunikasi tersebut).
c)
Respon yang tepat (feedback atau umpan balik
yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga
komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d)
Nada emosional yang tepat (keserasian suasana
emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
Menjelaskan
model peran, konflik dan adequancy peran serta autentisitas dalam hubungan
peran
Menurut Rakhmat (2012), teori
peranan memandang hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Setiap
orang harus memainkan peranannya sesuai dengan ”skenario” yang di buat oleh
masyarakat. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan).
Apabila kita melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan status yang kita
miliki dalam masyarakat, maka kita telah menjalankan sebuah peranan dengan
baik.
Asumsi teori peranan mengatakan
bahwa hubungan interpersonal akan berjalan harmonis mencapai kadar hubungan
yang baik yang ditandai adanya kebersamaan, apabila setiap invidu bertindak
sesuai dengan ekspektasi peranan, tuntutan peranan, dan terhindar dari konflik
peranan. Ekspekstasi peranan atau peranan yang diharapkan, artinya hubungan
interpersonal berjalan baik apabila masing-masing individu dapat memainkan
peranan sebagaimana yang diharapkan.
Konflik peranan terjadi ketika
individu tidak sangggup mempertemukan berbagai tututan peranan yang
kontradiktif. Misalnya, seorang ibu yang berperan pula sebagai seorang
pengemudi bentor di waktu yang bersamaan ia harus memilih mengantar mana yang terlebih dahulu, apakah
tetangganya yang minta tolong untuk diantarkan ke rumah sakit atau harus
mengemudikan bentor demi mendapat uang harian untuk keluarganya.
Menjelaskan intimasi dan
hubungan pribadi
Sullivan
(Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian
seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Intimasi
juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim
daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan,
kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan
yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi
kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan
pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester dalam untuk
mejalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy). Cinta interpersonal membutuhkan tiga
hal: Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas
kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta
yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship). Proses pendekatan
itu proses dimana kebersamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta. Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi, maka sebuah
hubungan akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate Love).
Menjelaskan intimasi dan
pertumbuhan
Sullivan
(Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian
seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah
ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama
lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih
bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal ruang baik berhubungan dengan orang
lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Factor kedua yang menumbuhkan sikap
percaya pada diri orang lain. Kejujuran,
Factor ketiga yang menumbuhkan sikap
percaya. Sikap
yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Amat besar pengaruhnya dalam
menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Teori-teori tentang efek komunikasi
yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle
theory, teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat
perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.
REFRENSI