Jumat, 17 Mei 2013

Hubungan Interpersonal





Ada beberapa teori hubungan interpersonal. Berdasarkan teori dari Coleman dan Hammen, Jalaluddin Rakhmat (1998) dalam Suranto (2011) ada tiga buah teori atau model hubungan interpersonal, yaitu: teori pertukaran sosial, teori peranan dan teori penetrasi sosial. 

Menjelaskan model pertukaran social dan analisis transaksional

Analisis Transaksional

Pengertian analisis transaksional
  • Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antar pribadi juga dikenal transaksi yang dipertukarkan adalah pesan-pesan, baik verbal maupun non verbal.
  • Analisis transaksional adalah suatu model analisis komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya menurut posisi psikologi yang berbeda (Eric Berne’s, Stuart Sundeen, 1995).
Pengertian teori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
  • Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu.
  • Jenis hubungan yang dilakukan.
  • Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Menjelaskan pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
Pembentukan kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam memulai hubungan.

Adapun tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :
1.      Pembentukan.

Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a)     Informasi demografis.
b)     Sikap dan pendapat (tentang orang atau objek).
c)     Rencana yang akan datang.
d)     Kepribadian.
e)     Perilaku pada masa lalu.
f)     Orang lain serta,
g)     Hobi dan minat.

2.      Peneguhan Hubungan.

Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a)      Keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator).
b)     Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
c)      Respon yang tepat (feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d)     Nada emosional yang tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).

Menjelaskan model peran, konflik dan adequancy peran serta autentisitas dalam hubungan peran

Menurut Rakhmat (2012), teori peranan memandang hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan ”skenario” yang di buat oleh masyarakat. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila kita melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan status yang kita miliki dalam masyarakat, maka kita telah menjalankan sebuah peranan dengan baik.
Asumsi teori peranan mengatakan bahwa hubungan interpersonal akan berjalan harmonis mencapai kadar hubungan yang baik yang ditandai adanya kebersamaan, apabila setiap invidu bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan, tuntutan peranan, dan terhindar dari konflik peranan. Ekspekstasi peranan atau peranan yang diharapkan, artinya hubungan interpersonal berjalan baik apabila masing-masing individu dapat memainkan peranan sebagaimana yang diharapkan.
Konflik peranan terjadi ketika individu tidak sangggup mempertemukan berbagai tututan peranan yang kontradiktif. Misalnya, seorang ibu yang berperan pula sebagai seorang pengemudi bentor di waktu yang bersamaan ia harus memilih  mengantar mana yang terlebih dahulu, apakah tetangganya yang minta tolong untuk diantarkan ke rumah sakit atau harus mengemudikan bentor demi mendapat uang harian untuk keluarganya. 

Menjelaskan intimasi dan hubungan pribadi

Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester dalam untuk mejalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy). Cinta interpersonal membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship). Proses pendekatan itu proses dimana kebersamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta. Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi, maka sebuah hubungan akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate Love).

Menjelaskan intimasi dan pertumbuhan
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal ruang baik berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain. Kejujuran, Factor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya. Sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Teori-teori tentang efek komunikasi yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory, teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.

REFRENSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar