Senin, 14 April 2014

I. Terapi Humanistik Eksistensial




Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.

a)    Konsep dasar pandangan humanistic eksistensial tentang kepribadian
·         Pandangan Tentang Sifat Hakiki Manusia
Gerakan eksistensial berarti rasa hormat pada seseorang, menggali aspek baru dari perilaku manusia dan metode memahami manusia yang beraneka ragam. Falsafah eksistensial memberikan landasan bagi pendekatan terapeutik yang memfokuskan pada individu-individu yang terpecah serta bersikap asing antara satu dengan yang lain yang tidak melihat adanya makna dalam lingkungan keluarga serta system sosial yang ada pada waktu itu. Falsafah itu timbul dari keinginan untuk menolong orang dalam mengarahkan perhatian pada tema dalam hidup. Yang diperhatikan adalah orang-orang yang mengalami kesulitan dalam hal mendapatkan makna dari tujuan hidup dan dalam hal mempertahankan identitas dirinya (Holt, 1986).

b)   Unsur-unsur Terapi
1.     Munculnya Gangguan
Model humanistik kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi awalnya menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial, menekankan kebebasan bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan sekarang menghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian makna dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial, Gestalt, dan klien berpusat terapi.

2.    Tujuan Terapi
Tujuan dari konseling eksistensial, yaitu:
a.    Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
b.    Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi. membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran diri.
c.    Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.

3.    Peran Terapis
Konselor percaya bahwa sikap dasar mereka terhadap klien, karakteristik pribadi tentang kejujuran, integritas dan keberanian merupakan hal-hal yang harus ditawarkan. Konselor berbagi reaksi dengan kliennya disertai kepedulian dan empati yang tidak dibuat-buat sebagai satu cara untuk memantapkan hubungan terapeutik. May dan Yalom (1989) menekankan peranan krusial yang dimainkan oleh kapasitas konselor untuk disana demi klien selama jam terapi yang mencakup hadir secara penuh dan terlibat secara intens dengan kliennya. Sebelum konselor membimbing klien untuk berhubugan dengan orang lain, maka pertama-tama harus secara akrab berhubungan dengan si klien itu (Yalom, 1980).

c)    Teknik-teknik terapi Humanistik Eksistensial
Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
1.     Penerimaan
2.    Rasa hormat
3.    Memahami
4.    Menentramkan
5.    Memberi dorongan
6.    Pertanyaan terbatas
7.    Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8.    Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan klien
9.    Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.


SUMBER
Corey, G. 1986. Theory and practice of counseling and psychotherapy. Monterey, California: Brooks/ Cole Publishing Company.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar