a)
Konsep Dasar Pandangan Rogers
Tentang Kepribadian
Carl Ransom Rogers (1961), seorang
tokoh utama dalam penciptaan psikologi humanistik, membangun teori dan praktek
terapinya di atas konsep tentang “pribadi yang berfungsi penuh”yang sangat mirip dengan “orang yang mengaktualkan
diri” yang dikemukakan oleh Maslow. Rogers mempercayai dapat dipercayanya sifat manusia dan memandang gerak ke
arah berfungsi penuh sebagai suatu kebutuhan dasar. Carl R. Rogers
mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa
yangdisebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Konsep pokok
dari teori kepribadian Rogers adalah self,sehingga
dapat dikatakan self merupakan satu-satunya sruktur kepribadian yang
sebenarnya. Self ini dibagi 2
yaitu : Real Self dan Ideal Self. Real Self adalah keadaan diri individu saat
ini,sementara Ideal Self adalah keadaan diri individu
yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atauapa yang ingin dicapai oleh individu tersebut. Perhatian
Rogers yang utama adalah bagaimanaorganisme
dan self dapat dibuat lebih kongruen.
b)
Unsur-unsur Terapi
1.
Munculnya Gangguan
Rogers tidak memfokuskan diri untuk mempelajari “tahap”
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, namun dia lebih tertarik untuk
meneliti dengan cara yang lain yaitu dengan bagaimana evaluasi dapat menuntun
untuk membedakan antara pengalaman dan apa yang orang persepsikan tentang
pengalaman itu sendiri. Bila seseorang, antara “self concept”nya dengan
organisme mengalami keterpaduan, maka hubungan itu disebut kongruen (cocok)
tapi bila sebaliknya maka disebut Inkongruen (tidak cocok) yang bisa
menyebabkan orang mengalami sakit mental, seperti merasa terancam, cemas,
defensive dan berpikir kaku serta picik.
2.
Tujuan Terapi
Terapis tidak boleh
memaksakan tujuan – tujuan atau nilai – nilai yang di milikinya pada pasien.
Fokus dari terapi adalah pasien. Terapi adalah nondirektif, yakni pasien dan
bukan terapis memimpin atau mengarahkan jalannya terapi. Terapis memantulkan
perasaan – perasaan yang di ungkapkan oleh pasien untuk membantunya berhubungan
dengan perasaan – perasaanya yang lebih dalam dan bagian – bagian dari dirinya
yang tidak di akui karena tidak diterima oleh masyarakat. Terapis memantulkan
kembali atau menguraikan dengan kata – kata pa yang di ungkapkan pasien tanpa
memberi penilaian
3.
Peran Terapis
Menurut rogers seorang terapis harus genuine dan tidak bersembunyi dibalik
perilaku defensif.Mereka harus membiarkan klien memahami perasaannya sendiri.
Terapis juga harus berusahamemahami dunia klien. Terapis juga harus bisa membuat
klien merasa nyaman dalam prosesterapi. Rogers memandang proses terapeutik sebagai model
dari hubungan interpersonal, hal inilah
yang mendasari ia memformulasikan teori tentang hubungan interpersonal yang
diringkassebagai berikut:
a. Minimal dua orang yang bersedia terjadinya kontak.
b. Masing-masing mampu dan bersedia untuk menerima komunikasi dari
yang lainnya.
c. Berhubungan terus menerus dalam beberapa jangka waktu
c)
Teknik-teknik Terapi
Rogers menjadi pelopor riset ilmiah dalam konseling dan psikoterapi.
Pendekatan yang dipakainya antara lain content analysis, rating scale, dan
Q-techniques. Analisis isi (content analysis) adalah prosedur menganalisis verbalisasi klien (merekam, mengklasifikasi,
menghitung pernyataan klien) untuk menguji berbagai hipotesis atau proposisi tentang hakekat
kepribadian,atau meneliti perubahan konsep diri yang terjadi dalam terapi. Skala rating (rating scale) dipakai untuk meneliti kualitas hubungan
terapi. Rating dilakukan oleh klien secara bebas menurut apayang dirasakannya. Q-tecniques adalah model asesmen untuk meneliti
pandangan orang tentangdirinya sendiri. Q-sort atau Q-tecniques adalah self rating, sehingga mungkin sekali timbul defensiveness usaha tampil yang dapat diterima,
yang baik, dimata dirinya sendiri dan orang lain.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar