Senin, 14 April 2014

II. Person Centered Therapy (Rogers)




a)    Konsep Dasar Pandangan Rogers Tentang Kepribadian
Carl Ransom Rogers (1961), seorang tokoh utama dalam penciptaan psikologi humanistik, membangun teori dan praktek terapinya di atas konsep tentang “pribadi yang  berfungsi penuh”yang sangat mirip dengan “orang yang mengaktualkan diri” yang dikemukakan oleh Maslow. Rogers mempercayai dapat dipercayanya sifat manusia dan memandang gerak ke arah berfungsi penuh sebagai suatu kebutuhan dasar. Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa yangdisebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self,sehingga dapat dikatakan self merupakan satu-satunya sruktur kepribadian yang sebenarnya. Self ini dibagi 2 yaitu : Real Self dan Ideal Self. Real Self adalah keadaan diri individu saat ini,sementara Ideal Self adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atauapa yang ingin dicapai oleh individu tersebut. Perhatian Rogers yang utama adalah bagaimanaorganisme dan self dapat dibuat lebih kongruen.

b)   Unsur-unsur Terapi
1.     Munculnya Gangguan
Rogers tidak memfokuskan diri untuk mempelajari “tahap”  pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, namun dia lebih tertarik untuk meneliti dengan cara yang lain yaitu dengan bagaimana evaluasi dapat menuntun untuk membedakan antara pengalaman dan apa yang orang persepsikan tentang pengalaman itu sendiri. Bila seseorang, antara “self concept”nya dengan organisme mengalami keterpaduan, maka hubungan itu disebut kongruen (cocok) tapi bila sebaliknya maka disebut Inkongruen (tidak cocok) yang bisa menyebabkan orang mengalami sakit mental, seperti merasa terancam, cemas, defensive dan berpikir kaku serta picik.

2.    Tujuan Terapi
Terapis tidak boleh memaksakan tujuan – tujuan atau nilai – nilai yang di milikinya pada pasien. Fokus dari terapi adalah pasien. Terapi adalah nondirektif, yakni pasien dan bukan terapis memimpin atau mengarahkan jalannya terapi. Terapis memantulkan perasaan – perasaan yang di ungkapkan oleh pasien untuk membantunya berhubungan dengan perasaan – perasaanya yang lebih dalam dan bagian – bagian dari dirinya yang tidak di akui karena tidak diterima oleh masyarakat. Terapis memantulkan kembali atau menguraikan dengan kata – kata pa yang di ungkapkan pasien tanpa memberi penilaian

3.    Peran Terapis
Menurut rogers seorang terapis harus genuine dan tidak bersembunyi dibalik perilaku defensif.Mereka harus membiarkan klien memahami perasaannya sendiri. Terapis juga harus berusahamemahami dunia klien. Terapis juga harus bisa membuat klien merasa nyaman dalam prosesterapi. Rogers memandang proses terapeutik sebagai model dari hubungan interpersonal, hal inilah yang mendasari ia memformulasikan teori tentang hubungan interpersonal yang diringkassebagai berikut:
a. Minimal dua orang yang bersedia terjadinya kontak.
b. Masing-masing mampu dan bersedia untuk menerima komunikasi dari yang lainnya.
c. Berhubungan terus menerus dalam beberapa jangka waktu

c)    Teknik-teknik Terapi

Rogers menjadi pelopor riset ilmiah dalam konseling dan psikoterapi. Pendekatan yang dipakainya antara lain content analysis, rating scale, dan Q-techniques. Analisis isi (content analysis) adalah prosedur menganalisis verbalisasi klien (merekam, mengklasifikasi, menghitung pernyataan klien) untuk menguji berbagai hipotesis atau proposisi tentang hakekat kepribadian,atau meneliti perubahan konsep diri yang terjadi dalam terapi. Skala rating (rating scale) dipakai untuk meneliti kualitas hubungan terapi. Rating dilakukan oleh klien secara bebas menurut apayang dirasakannya. Q-tecniques adalah model asesmen untuk meneliti pandangan orang tentangdirinya sendiri. Q-sort atau Q-tecniques adalah self rating, sehingga mungkin sekali timbul defensiveness usaha tampil yang dapat diterima, yang baik, dimata dirinya sendiri dan orang lain.

SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar